Mengapa penyakit seperti hepatitis, campak masih ada meski sudah ada vaksinnya?



Perlu kita ketahui bahwa vaksin tidak bekerja 100% efektif selain itu vaksinasi juga dilakukan tidak 100% pada populasi penduduk. Sehingga dalam populasi tertentu masih banyak orang yang rentan terhadap penyakit tersebut.

Untuk bisa membasmi penyakit, secara sederhana kita harus memiliki kekebalan kelompok di seluruh dunia. Kekebalan kelompok yaitu keadaan dimana tingkat kekebalan sedemikian rupa sehingga bahkan orang yang tidak divaksinasi terlindungi, karena patogen tidak dapat menemukan inang yang rentan untuk diinfeksi.

Namun untuk bisa mencapai kekebalan kelompok ada banyak tantangan yang harus dihadapi.  Vaksinasi yang mana cara ampuh sampai saat ini juga banyak mengalami kendala dilapangan , negara maju mungkin akan dengan mudah melakukan vaksinasi untuk para penduduknya namun untuk negara berkembang pemberian vaksinasi tentunya sangat sulit apalagi negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Butuh waktu yang cukup lama agar mayoritas penduduknya dapat divaksinasi.

Sebagai contoh yaitu penyakit cacar, meski vaksinnya telah ditemukan oleh Edward Jenner, pada tahun 1796, WHO baru mengeluarkan pernyataan resminya bahwa dunia dan semua rakyatnya telah bebas dari cacar pada Mei 1980. Butuh hampir 200 tahun untuk menghilangkan cacar sejak vaksinnya ditemukan.

Jadi untuk memberantas penyakit baik hepatitis maupun campak diperlukan waktu yang cukup lama walaupun vaksinnya telah ditemukan. Berlaku pula untuk COVID-19 nantinya. Namun di era globalisasi yang sekarang mungkin akan  banyak membantu manusia untuk menghilangkan penyakit dengan lebih cepat, dengan lebih cepatnya dan mudahnya informasi diterima semoga banyak masyarakat/pemerintah yang teredukasi dan menyadari betapa pentingnya vaksinasi bagi umat manusia.



ikuti toyoong.com di:

Posting Komentar

0 Komentar